Friday, June 17, 2016

GROUNDING SYSTEM / PEMBUMIAN




GROUNDING SYSTEM / PEMBUMIAN

Grounding system adalah instalasi yang berfungsi untuk melepaskan arus listrik lebih akibat dari sambaran petir kedalam bumi (tanah). Standar kelayakan grounding/pembumian harus bisa memiliki nilai tahanan tanah/resistansi maksimal 5 ohm (jika di bawah 5 ohm lebih baik). Bahan baku (material) grounding dapat berupa batang tembaga, lempeng tembaga, semakin luas permukaan bahan baku (material) grounding yang di tanam ke tanah maka resistansi akan semakin kecil atau semakin baik.
 Untuk mencapai nilai grounding/pembumian tersebut, tidak semua tempat bisa terpenuhi, karena ada beberapa kriteria yang mempengaruhinya, yaitu :

1. Kadar air (kelembaban), bila air tanah dangkal/penghujan maka nilai tahanan kecil mudah kita didapatkan.
2. Mineral/Garam, kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi nilai tahanan tanah/resistansi   karena   jika tanah semakin banyak mengandung logam maka arus listrik lebih akibat petir semakin mudah menghantarkan (dibuang)
3. Derajat Keasaman, semakin asam PH tanah maka arus listrik lebih akibat petir semakin mudah dihantarkan (dibuang)
4. Tekstur tanah, Tektur tanah berpasir sangat sulit untuk mendapatkan tahanan tanah yang bagus untuk grounding.

Tiga Bentuk Grounding system (pembumian) diantaranya :

 1. Single Grounding/  Grounding Tunggal

Yaitu dengan menancapkan sebuah batang logam/pasak berbahan tembaga (ground rod)  biasanya di pasang vertikal masuk kedalam tanah.

 
2. Pararel Grounding

Jika hasil pengukuran menggunakan earth tester sistem single grounding ini masih mendapatkan nilai kurang bagus, maka perlu di tambahkan material logam berbahan tembaga ground rod untuk menambah pelepasan arus lebih ke dalam tanah yang jarak antara batang logam disarankan  minimal 2 Meter dan dihubungkan dengan kabel tebaga (Kabel BC/BCC).
Penambahan batang logam/material dapat juga di tanam horizontal (mendatar) dengan kedalaman tertentu, bisa mengelilingi bangunan. Kedua teknik ini bisa di terapkan secara bersama dengan acuan mengurahi tahanan tanah kurang dari 5 Ohm setelah pengukuran dengan Earth Tester
  
3. Maksimun Grounding

Yaitu dengan memasukan material logam grounding berupa lempengan tembaga yang satukan  oleh kabel BC atau lempengan tembaga, dan dengan menaburkan semen grounding (bentonite) di titik grounding tersebut.



No comments:

Post a Comment